Samarinda, Sacom.id – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Samarinda dan sekitarnya pada Rabu siang menyebabkan puluhan titik tergenang air, pohon tumbang, hingga tanah longsor di beberapa kawasan.
Peristiwa ini merupakan dampak dari fenomena hidrometeorologi yang tengah melanda sebagian besar wilayah Kalimantan Timur.
Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Kalimantan Timur, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai turun sejak pukul 12.30 Wita.
Berdasarkan peringatan dini dari BMKG Kalimantan Timur, hujan disertai petir dan angin kencang ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 14.30 Wita dengan potensi menimbulkan dampak hidrometeorologi di berbagai wilayah.
“Kami mendapat peringatan dari BMKG sekitar pukul 12.30 Wita dan segera menerjunkan tim untuk memantau serta menindaklanjuti laporan masyarakat. Hujan berintensitas tinggi ini berdampak pada banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor di beberapa titik,” ujar Muriono, petugas Pusdalops BPBD Kaltim.
Hasil pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kaltim mencatat sedikitnya 26 titik genangan tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kota Samarinda. Ketinggian air berkisar antara 30 hingga 70 sentimeter, terutama di ruas jalan utama seperti Jl. Juanda, Jl. Suryanata, Jl. Tengkawang, Jl. Rapak Indah, dan Jl. Pramuka.
Kawasan padat penduduk seperti Lempake, Sempaja, dan Loa Bakung juga turut terendam akibat sistem drainase yang tidak mampu menampung debit hujan tinggi dalam waktu singkat.
Sejumlah pengendara dilaporkan terjebak di tengah genangan, terutama di kawasan Suryanata Kampung Pinang dan Jl. Kadri Oening, hingga warga harus turun tangan membantu mengevakuasi kendaraan yang mogok.
Selain genangan, angin kencang yang menyertai hujan deras juga menimbulkan kerusakan di beberapa lokasi. Tiga titik dilaporkan mengalami pohon tumbang dan atap rumah warga beterbangan, masing-masing di Jl. Antasari 2 Gang 1, Jl. Ir. Sutami kawasan pergudangan, serta Jl. Juanda 8 Gang Jambu 6.
Petugas gabungan dari BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, dan relawan segera dikerahkan untuk mengevakuasi material pohon serta memperbaiki jaringan listrik yang sempat terputus. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material dilaporkan cukup signifikan.
Peristiwa paling menonjol terjadi di Jl. Wiratama Gang Nyiur III, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, sekitar pukul 13.15 Wita, ketika tanah longsor menimpa satu rumah warga.
Seorang anak sempat tertimpa reruntuhan tanah dan bangunan, namun berhasil diselamatkan warga dan petugas gabungan. Korban kini dalam kondisi selamat dan telah mendapatkan perawatan medis.
Longsor juga dilaporkan di RT 8 Kelurahan Sempaja Selatan, tepatnya di belakang Perumahan Vilatamara dekat Kampus Biru, akibat tanggul jebol setelah diguyur hujan deras.
Sementara itu, di kawasan belakang Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), longsoran ringan menyebabkan keretakan pada permukaan jalan di sekitar Jl. Anggur.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan untuk melakukan penanganan darurat, termasuk pemasangan tanda bahaya dan pembersihan material longsoran. Saat ini situasi sudah terkendali,” jelas Muriono.
Hingga pukul 14.00 Wita, tim gabungan dari BPBD, TRC, dan instansi terkait masih melakukan pemantauan di lapangan. Ketinggian muka air rata-rata mulai surut, namun petugas tetap siaga menghadapi potensi hujan susulan.
BPBD Kaltim juga berkoordinasi dengan BMKG, Dinas PUPR, PLN, dan aparat setempat untuk memantau kondisi drainase, aliran sungai, serta potensi gangguan listrik akibat genangan air.
Warga diminta tetap waspada, terutama yang tinggal di lereng, bantaran sungai, dan wilayah rendah.
BMKG Kalimantan Timur dalam peringatan dininya menegaskan bahwa potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih dapat terjadi di wilayah Samarinda dan sekitarnya dalam beberapa jam ke depan.
Masyarakat diimbau tidak berlindung di bawah pohon besar atau papan reklame saat hujan deras disertai petir, serta mengamankan barang berharga ke tempat lebih tinggi jika tinggal di daerah rawan banjir.
Cuaca ekstrem kali ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi dampak hidrometeorologi. Sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko serta mempercepat proses penanganan pascabencana.
“Kami harap masyarakat tetap tenang namun waspada. Laporan masyarakat sangat membantu kami dalam penanganan cepat di lapangan,” pungkas Muriono. (*)









