Samarinda, Sacom.id – Jembatan Mahakam kembali menjadi sorotan tajam. Puluhan kali ditabrak tongkang batu bara, kini jembatan tua yang menjadi ikon dan urat nadi transportasi Kalimantan Timur itu mengalami kemiringan yang mengkhawatirkan.
Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas’ud, yang akrab disapa Harum, menegaskan bahwa keselamatan masyarakat adalah harga mati.
“Kalau jembatannya miring, itu lebih berbahaya. Di atas tidak bisa dilewati, di bawah kapal tidak bisa lewat juga. Ini jelas ancaman nyata,” ujar Gubernur Harum dalam pertemuan dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda, Mursidi, di Kantor Gubernur, Selasa (6/5/2025).
Ironisnya, Jembatan Mahakam yang sudah berdiri lebih dari 40 tahun itu kini nyaris tanpa perlindungan. Fender, struktur penting yang melindungi tiang jembatan dari tabrakan kapal, telah rusak parah, dihantam tongkang berkali-kali. Bahkan, tidak sedikit dari kapal tersebut lolos tanpa konsekuensi berarti.
“Setiap jembatan wajib dilengkapi dengan fender. Tanpa itu, tiang jembatan bisa kolaps. Kita sedang bermain dengan bahaya,” tegas Harum.
Gubernur juga menyoroti lemahnya pengawasan dan ketegasan terhadap kapal-kapal besar, terutama tongkang pengangkut batu bara.
Ia meminta pemanduan kapal lebih ketat, termasuk penggunaan kapal tunda (assist tug) dengan sistem propulsi Z-Peller berkekuatan minimal 2.400 horse power, agar pengendalian kapal lebih presisi saat melintas di bawah jembatan.
“Ini bukan sekadar urusan ekonomi. Nyawa rakyat jauh lebih penting,” tandasnya.
Gubernur Harum juga menyerukan pembaruan sistem keselamatan di seluruh jembatan yang melintasi Sungai Mahakam, termasuk Jembatan Muara Muntai, Mahulu, Kertanegara, Kembar, dan Mahkota 2.
Menurutnya, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) perlu segera direvisi agar penempatan kapal dan aktivitas pelabuhan tidak lagi semrawut.
“Di Mahkota 2 bisa ada ratusan kapal melintang seenaknya. Ini harus kita tertibkan. Negara tak boleh kalah oleh kesemrawutan,” ucap Harum.
Kepala KSOP Kelas 1 Samarinda, Mursidi, mengonfirmasi bahwa perusahaan pemilik kapal yang menabrak fender menyatakan siap memperbaikinya.
“Perusahaan yang menabrak akan bertanggung jawab,” kata Mursidi. (*)